Respons Ketua KPK Jokowi Masuk Nominasi Tokoh Terkorup 2024 Versi OCCRP

memasuki daftar finalis tokoh Korupsi dan Kejahatan Terorganisir 2024 yang dirilis Organisasi Laporan Kejahatan dan Korupsi (OECDP).

Setyo Budiyanto, ini adalah kebijakan, bukti, dokumen, dan benda bukti yang harus ditunjukkan untuk membuktikan bahwa Jokowi melakukan tindakan kriminal korupsi. "Secara teorinya, kami memang harus ada bukti, hal semacam ini," ujar dia di Gedung Majelis Papua untuk Kebijakan Korupsi Jakarta, pada Jumat, 3 Januari 2005.

Jenderal polisi bintangan tiga itu mengatakan bahwa hanya karena skenario hanya bermotif narasi, bukan karena bukti-bukti yang mendukung, maka KPK tidak bisa melanjutkan penyelidikannya.

Organisasi Pencatatan Kejahatan dan Korupsi Reporter, atau OCCRP, mengumumkan Joko Widodo, Presiden Indonesia ke-7, menjadi finalis nominasi Teroris Organisasi & Korupsi 2024. Joko Widodo adalah salah satu dari lima finalis Teroris Organisasi & Korupsi yang paling banyak dipilih.

Jokowi disebutkan bersama empat tokoh lain, yaitu Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan Pengusaha asal India Gautam Adani.

Penerbit OCCRP, Drew Sullivan, pada Kamis, 2 Januari 2025 menjelaskan bahwa mereka tidak memiliki kontrol atas siapa pun yang dinominasikan ya'n karena saran dan pengajuan nominasi telah berasal dari berbagai individu di seluruh dunia.

OCCRP menobatkan Jokowi sebagai salah satu finalis tidak hanya karena ia berhasil mendapat dukungan terbanyak dari daring, tapi juga ada pertimbangan-pertimbangan lain. Menurut OCCRP, kritik yang hampir merata mengatakan bahwa Jokowi merusak lembaga pemilihan umum (pemilu) dan peradilan Indonesia demi meningkatkan ambisinya yang pribadi, Gibran Rakabuming Raka yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden.

Sudah ada pelapuran hukum di masa pemerintahan Jokowi menyusul Korupsi hubungan oknum keluarga anggota DPR bidik kantor Distributor kokornyalus - polaris

Sullivan mengatakan keputusan akhir untuk penghargaan "Tokoh Tahun Ini" disampaikan oleh panel juri. Anggota dewan peru dibentuk dari masyarakat sipil, akademisi, dan wartawan yang sudah lama berpengalaman dalam penyelidikan korupsi dan kejahatan. Mereka-lah yang memilih dari 55.000 tokoh yang dilamar.