Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dinas Pangan Cimahi Pantau Kenaikan Harga Ayam dan Telur, Diduga Terkait Program MBG

Dinas Pangan Cimahi Pantau Kenaikan Harga Ayam dan Telur, Diduga Terkait Program MBG

Pemantauan Harga dan Pasokan Daging Ayam serta Telur di Kota Cimahi

Disdagkoperin Kota Cimahi masih melakukan pemantauan terhadap perkembangan harga dan pasokan daging ayam serta telur ayam yang mengalami kenaikan. Kenaikan ini terjadi seiring dengan berjalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pasar tradisional di Kota Cimahi bergantung pada pasokan dari daerah penghasil.

Kepala Disdagkoperin Kota Cimahi, Hella Haerani, menyatakan bahwa hingga saat ini belum bisa memastikan apakah kenaikan harga daging ayam dan telur terkait langsung dengan program MBG. Ia menekankan bahwa diperlukan survei dan data pendukung untuk membuktikannya.

Berdasarkan hasil pemantauan harga di beberapa pasar tradisional Kota Cimahi, harga telur ayam berada pada kisaran Rp 31.000 hingga Rp 32.000 per kilogram. Sementara itu, harga daging ayam broiler berkisar antara Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per kilogram.

Hella menjelaskan bahwa informasi yang diperoleh dari pengelola dapur umum atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) penyedia paket MBG menunjukkan bahwa mereka biasanya langsung membeli bahan baku dari pasar induk maupun pihak pemasok bahan pangan. “Mungkin jika dapur umum SPPG tidak membeli langsung ke pasar tradisional, karena harga paket MBG sudah ditentukan. Jika mereka membeli dari pedagang, maka akan sulit untuk memenuhi harga tersebut. Oleh karena itu, mereka lebih memilih mengambil dari supplier atau pasar induk,” ujarnya.

Menurutnya, kenaikan harga dan pasokan yang terbatas tidak dapat langsung dikaitkan dengan program MBG. “Masih perlu dilakukan kajian karena rantai pasokannya bisa berbeda. Kami akan terus mempelajari dan memantau pergerakan harga di pasar,” tambahnya.

Sebelumnya, para pedagang di pasar tradisional Kota Cimahi mengeluhkan harga bahan pangan yang tinggi. Kondisi ini semakin memburuk akibat pasokan barang yang terbatas, diduga disebabkan oleh pembelian yang dilakukan untuk kebutuhan program MBG.

Seorang pedagang sayuran di Pasar Atas Baru, Santi (49), mengungkapkan bahwa para pedagang sering kesulitan mendapatkan pasokan dari Pasar Induk Caringin Kota Bandung. “Pasokan menjadi sulit karena banyak bahan pokok yang telah diambil duluan oleh mobil MBG. Barang sering habis atau stoknya hanya sedikit, hal ini menyebabkan harga naik dan pembeli di pasar semakin sepi,” katanya.

Faktor cuaca juga turut memengaruhi kualitas panen, sehingga pasokan terhambat. “Cuaca dan panen yang belum stabil juga memengaruhi pasokan. Terlebih pasokan dari pasar induk semakin sulit, kami harus bersaing dengan pembeli yang membeli untuk MBG,” ujar Santi.

Tingginya harga pangan berdampak pada pendapatan pedagang. “Kadang harga naik dua hingga tiga kali dalam seminggu, sehingga pembeli semakin sedikit. Kami merasa bingung, jika tidak menaikkan harga maka rugi, tetapi jika menaikkan harga, pembeli akan kabur,” kata Santi.


Post a Comment for "Dinas Pangan Cimahi Pantau Kenaikan Harga Ayam dan Telur, Diduga Terkait Program MBG"