Melihat Penampakan Macan Tutul Jawa yang Terancam Punah di Gunung Ciremai

Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus), salah satu spesies kunci ekosistem yang terancam punah, terus menjadi fokus perlindungan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Keberadaan Macan Tutul Jawa di kawasan ini berhasil terpantau oleh Balai TNGC sepanjang 2024.
Kepala Balai TNGC, Toni Anwar, menyampaikan bahwa pemantauan menggunakan kamera jebak telah mendeteksi keberadaan empat individu Macan Tutul Jawa, terdiri dari tiga individu asli (native) dan satu individu hasil introduksi.

“Sebanyak tiga ekor individu asli yang terpantau terdiri dari dua ekor jantan bercorak hitam (kumbang) dan satu ekor jantan bercorak tutul terang. Sementara itu, individu hasil introduksi, yaitu Rasi, seekor betina bercorak tutul terang yang dilepasliarkan pada tahun 2022, terakhir terpantau pada bulan Juli 2024,” jelas Toni.
Namun, Toni menambahkan bahwa individu hasil introduksi lainnya, Slamet Ramadhan, seekor macan tutul jantan bercorak kumbang yang dilepasliarkan pada 2019, belum terdeteksi pada tahun 2024. Hewan itu terpantau pada April 2023.
Pemantauan yang semakin meningkat berujung keberhasilan penampakan Macan Tutul Jawa adalah upaya Tim Monitoring Balai TNGC, masyarakat setempat, dan Yayasan SINTAS Indonesia.
Pemantauan ini juga didukung oleh program survei lanjutan “Javan Wild Leopard Survey” (JWLS) yang sedang berlangsung untuk menduga struktur populasi Macan Tutul Jawa secara menyeluruh di Pulau Jawa.
Toni menekankan pentingnya kerja sama dengan masyarakat mitra TNGC yang turut mendampingi kegiatan pemantauan dan memberikan informasi keberadaan Macan Tutul Jawa.
“Ini adalah bentuk komitmen bersama untuk melindungi satwa endemik yang dilindungi secara hukum ini, yang juga terdaftar dalam CITES Appendix I,” ujar Toni.
Pentingnya Kesadaran Pendaki
Toni mengingatkan para pendaki untuk tetap waspada dan mematuhi prosedur pendakian guna menjaga keamanan bersama.
Pendaki diminta mengikuti yang ditetapkan (07.00 s.d 11.00 WIB), memilih jalur pendakian resmi, menjaga lingkungan kawasan, dan dilaporkan ke hadapan petugas bila ditemukan jejak tutul Jawa.
"Untuk warga, harus mematuhi waktu pendakian tepat waktu, mengikuti jalur pendaki yang ditentukan, menjaga kebersihan kawasan dan melaporkan kepada petugas atau pengelola jalur pendakian jika ditemukan sinyal keberadaan harimau," kira-kira Toni.
Dengan populasi Macan Tutul Jawa yang terus menurun karena kehilangan habitat, penangkapan liar, dan perubahan fungsi lahan, upaya konservasi di kawasan TNGC menjadi salah satu hopes terakhir untuk kelangsungan spesies ini.
Sebagai spesies utama, keberadaan Macan Tutul Jawa di TNGC menunjukkan pentingnya pencegahan korban bagi alam di daerah ini. Tantangan yang dihadapi, mulai dari ancaman habitat hingga konflik antara manusia dan hewan, membutuhkan komitmen bersama untuk melestarikan spesies ini demi keberlanjutan ekosistem yang seimbang.
Post a Comment for "Melihat Penampakan Macan Tutul Jawa yang Terancam Punah di Gunung Ciremai"